Jumat, 17 Juli 2009

Siapa takut jatuh cinta

Namaku Doni, dari latar belakang keluarga yang tidak mampu. Sebagai anak pertama dari keluarga yang pas-pasan, aku selalu berusaha membantu orang tuaku. Beruntung aku memiliki otak yang lumayan cemerlang dan wajah yang.. mmh.. kata orang sih cucok sekali. Sejak kecil hingga kini aku berusia 16 tahun, aku selalu mendapat beasiswa. Bahkan tak jarang aku mendapat uang jajan dari hasilku mengajari teman-teman sekolahku. Kuanggap uang itu adalah rasa terima kasih atau rasa kasihan dari mereka, tapi lumayanlah sehingga aku bisa menabung sedikit demi sedikit.

Setelah lulus SMP, aku ikut pamanku ke
kota J. Disini aku mendapat tawaran beasiswa disebuah sekolah khusus pria dengan standar internasional yang sangat bergensi dan mutu pendidikan serta fasilitas kelas satu. Meskipun aku anak baru dan tidak sekaya yang lain, aku merasa cocok dan betah bersekolah disana. Memang ada beberapa anak kaya yang nakal dan pemalas, namun dengan kepandaian dan akalku yang panjang, kian hari mereka sepertinya makin segan dengan diriku.

Setengah tahun sudah aku mengeyam pendidikan ditempat ini dengan hasil studi yang sangat membanggakan. Teman-temanku semakin banyak bahkan beberapa anak senior pun mau bersahabat denganku. Suatu hari aku dipanggil kepala sekolah untuk membicarakan mengenai mau tidaknya aku bergabung dengan klub renang mereka. Awalnya aku merasa minder sekali, bukan saja karena aku adalah yang paling miskin, tapi aku juga adalah siswa junior pertama yang bergabung. Namun kepala sekolah meyakinkan aku, bahwa aku pasti mampu membuat nama sekolah ini semakin harum, disamping Roger D, Jonathan F, Indra B dan Steve E.

Mereka ber-4 ini siswa kelas tiga yang paling kaya, paling keren dan ditakuti oleh semua murid bahkan guru-gurupun segan berurusan dengan mereka. Namun menurutku, diantara mereka Steve lah yang paling sopan, pendiam, bekarisma, tidak sombong dan senyumannya itu yang paling.. mmh sungguh mempesona.

Sore itu aku diminta guru olah raga untuk datang ke gedung kolam, katanya sih
untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut mengenai kerjasama tim oleh ke-4 siswa tersebut. Suasana sekitar gedung itu sepi sekali, mungkin karena sudah bukan jam sekolag lagi. Pelan-pelan aku membuka pintu kaca dan masuk kedalam gedung kolam itu. Wah,.. kerennya. Tapi, kok sepi, aku sama sekali tidak melihat orang, bahkan air dalam kolam pun begitu tenang solah-olah sudah beberapa jam tempat ini tidak ada aktifitasnya.

"Halo,.. apa ada orang?", teriakku.
Namun yang menjawabku hanya gema suaraku sendiri. Kupikir, baiklah aku menunggu saja sambil berjongkok dipinggir kolam. Tapi, hei.. tiba-tiba ada orang yang mendorongku dari belakang sehingga aku tercebur dan basah kuyup seluruh seragamku. Setelah berusaha mengatasi keadaanku, aku melihat ke-4 cowok keren itu sudah ada dipinggir kolam, tepat dimana aku hendak keluar dari pinggiran kolam renang. Tapi apa yang terjadi sungguh diluar dugaanku. Mereka berempat seperti anak kecil dan saling main cebur-ceburan, namun kulihat Steve tetap cool dan tidak itkut bergabung dengan permainan para sahabatnya itu.Jadilah aku dan 3 orang senior tersebut ada didalam kolam dengan seragam sekolah kami.

"Payah luh Steve, ayo dong turun sini"
Ajakan Roger malah dijawab dengan kepergian Steve meninggalkan gedung kolam itu.
"Ah, payah tuh anak. Memang kalo basah begini, kecakepan kita hilang ha ha ha", canda Indra kepada Roger dan Jo.
"Enggak dong justru tambah sexy, sensual gitu ha ha ha", balas Jo tak mau kalah.
"Sudah yuk, mandi. Entar gue masuk angin bisa diomelin sama nyokap", rengek Roger.
Jadilah mereka bertiga keluar kolam.
"Don, kok diam saja, ayo keringin baju kamu nanti sakit loh", kata Jo mengajakku untuk ikut bersama mereka mebilas tubuh kami. Akupun mengikuti mereka dari belakang menuju ruang bilas disamping kolam.

Sampai disana aku sudah melihat Roger berbugil ria disamping Indra dibawah semprotan air hangat. Mereka bermain-main busa sabun dan saling melempar busa. Tubuh Indra yang besar tertutup sebagian oleh busa-busa sabun itu, namun kontolnya yang panjang dan tersembul diantara jembutnya yang lebat, masih dapat kulihat. Begitu juga dengan Roger, jelas sekali anak itu belum disunat. Karena aku melihat Indra dengan asyiknya menarik-narik ujung kulup kontol Roger. Rogerpun membalas dengan menggelitik badan Indra yang besar bak Ade Rai itu. Belum selesai aku kaget dengan pemandangan yang indah itu, tiba-tiba Jonathan yang sudah ikut bugil disampingku menghentakan lamunanku.
"Kok, bengong. Biasa aja lagi. Kita memang sering kok main-main begini. Cuma Steve aja yang nggak pernah mau main bareng kita. Ayo, cepat buka baju kamu dan taruh di ceilling fan
sana!"

Setelah bajuku selesai kubuka aku berjalan kearah shower dimana saat ini, Roger, Jonathan dan Indra sudah saling menyabuni badan satu sama lain. Aku masih mengenakan kolor, namun tiba-tiba saja kolorku dibuka oleh Indra.
"Sudah, nggak usah malu-malu, gabung aja sini"
Karena lantai licin penuh dengan air sabun aku tergelincir dan jatuh saat Indra melorotkan kolorku. Ketika hendak bangun, dihadapan wajahku sudah tersodor 3 kontol dengan posisi tegang berdiri tegak.

"Don, kalau kamu mau gabung dengan tim kita, kamu harus ikut pelantikan dulu", kata Roger sambil menyeringai sinis.
"Iya, sama kok seperti semua anak anggota tim renang kita, semua sudah merasakan kontol kita bertiga. Kamu pasti nggak mau dibilang homo
kan?", ancam Jo untuk memfitnahku bila tak kulakukan kemauan mereka.
"Buka mulut kamu!" bentak Indra.

Saat berlutut menghadapi kontol mereka, hapghh.. agghh.. rahang bawahku digenggam erat oleh Indra sehingga mulutku terbuka lebar karena sakit. Saat itulah kontol Indra yang besar dan panjang itu dimasukannya ke dalam mulutku. Dengan masih memegang kepalaku, Indra mulai menggenjot pantatnya. Ia memasukan kontolnya yang tak kurang dari 19 cm, gemuk dan berurat itu sampai kedalam tenggorokanku. Hapghh.. hapghh.. aku hampir tersedak akibat sodokan kontolnya yang panjang sampai ketenggorokanku. Jembut hitamnya yang kasar dan lebat itu menempel dihidungku, setiap kali Indra memajukan kontolnya. Bibirku sampai dapat merasakan betapa kasar dan lebatnya jembut keriting Indra.

Roger dan Jo pun mengarahkan tanganku untuk mulai mengocok kontol mereka. Jadilah posisiku berlutut tepat didepan Indra, dan diapit oleh Roger dan Jo yang saat ini sedang aku kocok. Aku tak bisa melihat ukuran maupun bentuk kontol mereka berdua, karena didepan mukaku persis sudah penuh dengan bulu-bulu halus dari bagian perut bawah Indra. Tiba-tiba Indra mencabut kontolnya dari mulutku.
"Syukurlah sudah selesai", pikirku.
Udara segar langsung dapat kurasakan, dan segera aku membersihkan bibirku dari beberapa jembut Indra yang rontok. Namun ternyata 'siksaan' ini belum selesai.

Roger dan Jo segera mengarahkan burungnya masing-masing didepan mulutku. Belum sempat aku berdiri, mereka berdua sudah mulai memasukan kontolnya kedalam mulutku. Untunglah kontol mereka tidak sebesar milik Indra, kalau tidak pasti mulutku akan mendapat jahitan he he he.

Jo memiliki kontol sekitar 17 cm, cukup panjang, tapi untunglah kontolnya tidak segemuk Indra. Sedangkan Roger memiliki kontol yang belum disunat, pertama-tama dimasukannya berikut kulit kulupnya kedalam mulutku. Namun karena Jo lebih dulu membenamkan kontolnya dimulutku, maka mulutku jadi sempit, sehingga kulit kulup kontol Rogerpun terbuka dan tertarik kebelakang. Saat kepala kontolnya bergesekan dengan gigiku, Roger mulai mengerang keenakan dan menggelinjang. Aroma kontol Roger begitu khas, baunya agak amis disekitar kepala kontolnya. Mungkin karena selama ini selalu tertutup oleh kulit kulup tersebut. Ternyata bau kulup Roger itu mampu membangkitkan gairahku. Saat mereka berdua menggenjot mulutku dengan kontolnya, kurasakan kontolku sendiripun mulai berdiri tegak.

Belum lama mulutku dimasuki oleh kontol Roger dan Jo, pinggangku diangkat naik oleh Indra. Kini aku harus melayani Roger dan Jo dengan posisi nungging. Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Indra. Roger dan Jo masih sibuk memopa mulutku, kadang-kadang jembut Jo juga menempel dihidungku. Aromanya berbeda dengan milik Indra. Jembut indra begitu kasar dan beraroma maskulin sedangkan Jo memiliki jembut yang lebih halus, tidak seberapa keriting tapi paling lebat diantara Roger dan Indra. Jo memiliki tubuh yang dipenuhi oleh bulu-bulu halus. Bahkan bulu ketiaknya pun sangat lebat, hitam lebat dan halus. Aku melihatnya saat kulirikan mataku kearah mereka berdua, aku penasaran apa yang mereka berdua lakukan. Ternyata Roger dengan cekatan menjilati tubuh Jo. Puting susu Jo yang kecil dan kemerahan itu digigit-gigitnya, kemudian dijilatinya lengan bawah Jo lengkap dengan bulu-bulu ketiaknya pun tak luput dari sapuan lidah Roger. Beberapa kali mereka berdua berciuman, memainkan lidah bahkan saling memasukan lidah kedalam mulut masing-masing.

Beberapa kali aku merasakan cairan pre cum Roger keluar mengalir masuk kedalam mulutku. Indra yang sejak tadi sudah mengangkat pinggangku, asyik mengocok kontolnya yang besar itu sendirian. Untunglah dia self service, pikirku, kalau tidak pasti bibirku sudah doer he he he.

Kontolku yang dari tadi sudah berdiri tegang, tiba-tiba digenggam erat oleh Indra. Dia memainkan ujung lubang kencingku dan urat yang ada dibalik kepala kontolku. Tak ayal lagi, aku langsung menggelinjang keenakan. Saking enaknya, 2 kontol yang ada dimulutkupun terlepas. Aku mengerang keenakan. Arghh.. arghh.. birahiku serasa memuncak dan ingin segera dilepaskan.

Kuletakan lenganku pada dinding shower dan Indrapun dengan leluasa merogoh kontolku dari arah pantat ke bawah selangkanganku. Tak hanya sampai disitu, aku merasakan liukan lidah membasahi lubang anusku. Ternyata Indra membenamkan wajahnya ke dalam pantatku yang berbentuk sexy itu dan memainkan ujung lidahnya didalam anusku. Arghh.. arghh.. arghh.. aku megap-megap nggak karuan, seperti ikan diluar air.
"Ayo Dra, masukin. Baru sah kalau sudah begitu", kata Jo sambil burungnya diisap oleh Roger.
Hah, apa.. apa yang mau dimasukin, pikirku. Namun, tiba-tiba aku mendapat hentakan yang keras sekali. Aku merasakan anusku ada yang mendorong berusaha masuk. Sebuah benda tumpul yang ukurannya.. astaga.. besar sekali. Akupun mengerang kesakitan. Rasanya tidak mungkin anusku yang masih virgin itu bisa muat dimasuki oleh kontol Indra yang notabenenya 'GEDE BANGET'.
"Ahkk.. ahkk", aku berteriak-teriak kesakitan.
Roger dan Jo mentertawaiku.
"Terus saja kamu teriak. Gedung ini sudah kosong, tidak ada yang bisa mendengar teriakan kamu", kata Roger.
"Ha ha ha, belum tahu dia rasanya. Loe kalau sudah difuck sama Indra pasti ketagihan lagi, ya nggak Ger, ha ha ha" Kata Jo.

Aku sudah tak bisa berpikir jernih lagi, takut dan sakit, hanya itu yang ada dalam benakku. Tapi aku tidak mungkin bisa melawan mereka bertiga, apalagi si Indra yang memiliki badan bagaikan binaragawan itu.
"Sekali ini saja, habis ini loe gue nyatakan sudah dilantik menjadi anggota club kita" Kata Indra sambil terus berusaha memasukan kontolnya ke dalam anusku.
Agrhkk.. kali itu jeritanku yang paling keras dan paling panjang. Bagaikan diperkosa aku merasakan sakit yang amat sangat. Indra berhasil membenamkan kepala kontolnya kedalam lubang anusku. Rasa sakit yang amat sangat itu tidak hanya membuat kontolku kembali menciut tapi mataku juga berkunang-kunang dan badanku limbung seperti hampir pingsan.

Aku masih sempat merasakan gesekan kontol Indra dianusku, diiringi oleh sorakan penambah semangat dari Roger dan Jo. Saat iu aku mulai terjatuh dan tak sadarkan diri. Disaat yang sama pula, Steve tiba-tiba muncul, bagaikan malaikat penolong bagiku. Setelah itu..
"Doni.. Doni.., bangun Don", suara itu begitu lembut, terbisik halus ditelingaku.
Belum sempat kubuka mataku, aku merasakan sakit pada anusku. Bibirku pun bengkak, sehingga agak sulit untuk berbicara. Mata kiriku sakit, sepertinya bengkak akibat jatuh saat pingsan di ruang bilas tersebut.
"Don.. Doni.. please wake up, sweet hearth", suara itu kembali terdengar.
Antara sadar dan tidak sadar, aku berusaha sekuat tenaga untuk membuka mataku. Namun, lagi-lagi rasa sakit itu menguasai keadaanku.
"Arghh.. ssrt.., sakit", kataku pelan sambil kubuka mataku.
"Nggak apa-apa sayang, kamu pasti akan sembuh. Satu atau dua hari lagi pasti kamu akan sembuh total",
Mataku berusaha kupicingkan dan pikiranku pun kukonsentrasikan, ternyata baru kuketahui suara lembut itu adalah Steve. Akupun kembali merasa takut.
"Mmrghh.. kamu.. mmrghh"
Sambil menaruh jari telunjuknya didepan mulutku, "Sst.. sst.. Don, kamu jangan takut sama aku yah. Aku nggak akan menyakiti kamu, sebaliknya aku akan menjaga kamu. Saat ini k.a.m.uu", kata-kata itu belum selesai diucapkannya, aku sudah kembali tertidur.

Tak terasa sudah 1 hari aku tidak bangun dari tempat tidur.
Setelah aku sadar sepenuhnya, "Steve, maafin aku yah, jadi merepotkan kamu. Aku harus pulang dan memberitahu pamanku serta sekolah bahwa aku sakit", kataku kepada Steve.
"Kamu tidak perlu repot-repot memikirkan semuanya itu. Percayalah, aku sudah membereskan semuanya. Pamanmu pun tahu bahwa kamu saat ini ada ditempatku.. Don, kamu akan aman bersamaku"

Oh, sungguh kata-kata yang terakhir itu begitu membuatku nyaman dan terharu. Dan dengan senyuman mautnya, Steve menyodorkan obat untuk kuminum. Singkat cerita, selama hampir 2 hari aku dilayani oleh Steve bak raja. Tempat tidurnya yang besar dengan ranjang dan bed cover yang mewah diserahkannya padaku karena selama 2 hari ini dia tidur di sofa besar disebelah ranjangnya yang kutiduri. Aku tidak inging menggagu tidurmu katanya lembut waktu itu.

Benar juga kata Steve, 2 hari kemudian aku sudah sembuh total. Anusku tak lagi kurasakan sakit, hanya pegal-pegal sedikit yang kurasakan.
"Don, selama seminggu ini kamu istirahat dulu yah disini. Aku sudah menyerahkan surat keterangan sakitmu dari dokter ke sekolah. Pamanmu juga sudah setuju kamu ada disini sementar. Ok!", sambil mendekat Steve mengecup dahiku
Hari-hari terus berlalu, hingga aku betul-betul merasa sehat. Malam ini adalah malam ke-5 dimana aku menginap di apartemen mewahnya Steve. Saat itu aku sedang membaca-baca buku pelajaran sekolah, agar tak ketinggalan, sambil tengkurap diranjang. Steve yang habis mandi keluar dari kamar mandi dan menimbulkan bau harum yang sensasional sekali. Aku menoleh kearah Steve, begitupun sebaliknya. Dia tersenyum manis sekali padaku. Sambil masih mengenakan lilitan handuk dipinggangnya, ia mendekatiku. Dibawah keremangan lampu baca, aku dapat melihat tubuh atletis Steve yang menawan. Memang tidak seperti Indra yang berotot bagaikan binaraga, tapi Steve memiliki lekuk tubuh yang begitu sexi dan tonjolan otot-otot yang seimbang. Tubuhnya putih mulus, bersih dan wangi sabun mahal. Otot dadanya tersembul sexi sekali, dengan puting susunya yang tegang berdiri kemerah-merahan. Ingin sekali rasanya aku meraba tubuhnya yang begitu bagus.

"Don, kok kamu bengong gitu sih ngelihat aku? Kenapa..?"
"Mmh, nggak kok nggak kenapa-kenapa", jawabku sambil membalikan badan terlentang tepat menghadap kearahnya.
"Steve.. mmh.. kamu cakep yah", kataku polos dan tak sadar dengan apa yang kuucapkan barusan.
"Kamu juga.. kalau nggak, mana mau aku bawa kamu kesini", katanya nakal.
"Kamu jangan ambil pusing dengan anak-anak badung itu ya, mereka memang kalau mengerjai orang suka agak kelewatan, dulu aku juga dibegitukan, sama seperti kamu"
"Mmh maksud kamu..?", tanyaku.
"Mereka sengaja menentukan siapa-siapa saja yang berhak menjadi anggota geng mereka, dengan catatan anak tersebut harus difucking terlebih dulu oleh mereka ber-3"
"Hah..?", kataku serasa tak percaya bahwa mereka benar-benar kelainan.
"Kamu marah sama mereka Don?", tanya Steve.
"Mmh nggak kok, sebenarnya.. mmh.. aku.. mmh, aku"
Steve hanya nyengir mendengar jawabku yang terbata-bata itu.
"Oke oke, kamu nggak perlu lanjutkan, aku sudah tahu kok. Dari cara kamu memandangku saja aku sudah tahu kalau kamu sebenarnya juga suka sama cowok kan?", tanyanya langsung menembak kesasaran.

Setelah berkata-kata itu, tiba-tiba Steve menduduki perut bawahku dengan mengangkangkan kakinya, ia mulai membuka lilitan handuk putihnya. Seperti tersihir, aku terbujur kaku menyaksikan pemandangan yang hampir-hampir aku tak percaya bahwa ini bukan mimpi. Lilitan handuk itupun terlepas, dan Steve mulai membuka lipatan sampingnya kearah selangkangannya.

"Don, kamu suka aku?"
Aku hanya bisa mengangguk kecil dan berkata, "Steve, selama ini kamu hanya hadir dalam mimpi-mimpiku, mungkinkah ini semua nyata?"
"Kita lihat saja malam ini, apakah ada chemistry antara kamu dan aku".
Sambil berkata demikian, Steve menbuka handuknya. Tersembulah keluar sebuah batang burung diantara lebatnya bulu-bulu halus disekitarnya. Jembut Steve ternyata lebih lebat dibanding punya Jo. Sama seperti Roger, Steve juga belum disunat.

Telapak tangannya diselusupkan dibalik kaos longgarku. Telapak tangannya meraba-raba perutku, dengan halus dan lembut sekali, diarahkannya ke dadaku. Dicarinya 2 buah puting kenikmatan, kemudian dirabanya dengan arah berputar. Sesekali dicubitnya putingku dengan lembut. Arghh.. arghh.. aku menggelinjang keenakan. Udara dingin AC, membuat bulu kudukku jadi merinding dan hal ini membuat birahiku tambah memuncak. Kulihat kontol Steve pun sudah mulai berdiri dari sarang jembutnya. Kuarahkan tanganku, namun tidak langsung kekontolnya, ke arah dadanya. Kupegang dadanya dengan ke-2 telapak tanganku dan kupijit lembut puting susunya.

Bagai kesetanan, Steve langsung membenamkan kepalanya masuk dalam sela-sela kaos longgarku. Arghh.. arghh.. birahiku semakin memuncak, tatkala kurasakan lidahnya mulai menjilati putingku, digerak-gerakkannya lidahnya memutar kesana kemari dan kadang diakhiri dengan gigitan lembut diputingku. Akhirnya dia membuka kaosku, celana karetku pun dipelorotkannya dengan mudah. Karena aku tidak pakai underwear, jadilah aku langsung bugil dengannya saat itu.

Steve begitu lembut dan gentle memuaskan nafsunya kepadaku. Kontolnya dan kontolku bertemu dibawah sana. Dengan gerakan agak memutar, digenjotnya pantatnya ringan, sehingga membuat gesekan halus pada kontolku. Jembutnya yang lebat dan halus itu serasa menggelitik selangkanganku.

Tanganku yang tadinya asyik memainkan puting susu dan otot perutnya, diambilnya dan diarahkannya kebawah kepalaku. Ditekannya pangkal lenganku. Dijilatinya ketiakku, disapunya dengan lidahnya dari putingku sampai ketiak. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya Steve mendaratkan ciuman dahsyatnya kepadaku. Digigitnya bibir bawahku, diemutnya dan disedotnya masuk kedalam mulutnya yang hangat dan lembut itu. Lidahnya memasuki rongga mulutku, disapunya gigi, gusi dan langit-langit mulutku dengan lidahnya. Rasanya geli dan nikmat sekali. Beberapa kali dibenamkannya lidahnya jauh memasuki mulutku, hingga kurasakan lidahnya menari-nari desekitar amandelku. Pangkal lenganku masih dipegangnya dengan kuat, dan sambil menciumku, pinggang Steve juga digerak-gerakannya sehingga kontolku semakin menegang sama seperti miliknya. Aku benar-benar larut dalam permainannya yang begitu menakjubkan. Halus, lamban dan mendebarkan.

"Don, kamu mau nggak hisap punyaku?"
Tanpa jawaban, kuraih kontolnya yeng 16 cm itu dengan tanganku. Kugenggam halus dengan gerakan agak mengocok. Kontol itu sudah sangat tegang. Saat kuturunkan kulit kulupnya, ia melenguh keenakkan. Dan seperti sudah dikomando, Steve pun langsung mengangkat bokongnya yang dari tadi menduduiki perutku, dan diarahkannya kontol itu mendekati bibirku. Kujilati permukaan kepala kontolnya, kujilati lubang kencingnya, kujilati urat penutup kulitnya, bahkan beberapa kali kugigit ujung kulupnya sambil kumasukan ujung lidahku kesela-sela antara kulup dengan kepala kontolnya.

Seolah tak sabar lagi, kuangkat kepalaku dan semakin mendekat ke jembutnya yang halus. Kulumat semua kontolnya dan kumasukan seluruhnya kedalam mulutku sama seperti Indra saat memompa kontolnya kemulutku. Steve mengerang keenakan. Dan dengan gerakan maju mundur dia mulai memompa mulutku dengan kontolnya tersebut. Beberapa kali kurasakan precum nya keluar dan langsung kujilat habis.

Steve kemudian mengangkat pinggangnya dan dia berganti posisi merebahkan dirinya diatasku, sehingga membentuk posisi 69. Kami sama-sama menikmati kuluman dan kontol masing-masing. Kurenggangkan selangkanganku supaya dia dapat leluasa menjilati biji dan selangkanganku. Beberapa kali kutahan pejuku supaya jangan keluar terlebih dulu. Steve mulai menelusupkan tangannya ke bawah pantatku. Dia merenggangkan pantatku. Sambil terus menghisap kontolku, ditariknya pantatku berlawanan arah. Hal ini membuat anusku sedikit megar dan dengan ludahnya dia mulai menggosok-gosokan jarinya disana.

Kini Steve asyik memompa mulutku dengan burungnya, dan tanganya menarik pantatku kearah yang berlawanan. Sambil demikian, dijilatinya lubang anusku, mulai dari bijiku lalu turun sampai di anusku. Dengan menggunakan gel yang sudah dipersiapkannya, dioleskannya keanusku dan jari tengahnya mulai dimasukannya perlahan-lahan. Tak seperti yang kualami bersama dengan Indra, kali ini sama sekali tidak terasa sakit. Bahkan sebaliknya, aku merasakan gejolak birahi yang amat sangat.
"Arghh.. arghh", aku hanya bisa mendesah keenakkan.
"Sakit nggak Don?', tanyanya.
"Arghh.. nggak Steve, terus Steve.. terus.. arghh"

Sepertinya Steve tahu kalau aku benar-benar sudah siap untuk di fucking. Dia lantas membalikan tubuhnya, diambilnya kondom yang sudah disiapkannya dari tadi. Aku sempat melihatnya menyarungkan kondom keburungnya. Dan sambil mengangkat dan menekan pahaku, mulailah dimasukannya kontol itu kedalam anusku. Sedikit demi sedikit dan bless.. kepala kontolnya akhirnya menyeruakke dalam anusku.
"Arghh", dengan meggelinjang aku tekan pantatnya supaya dia memasukan kontolnya lebih dalam lagi ke dalam anusku.
Hahh.. hahh.. hahh.. bagaikan mesin pompa jet pump, Steve terus memompa pantatku dengan ritme yang diaturnya. Pelan, pelan, masuk dalam sekali, digenjot cepat, pelan lagi, dan seperti mau keluar dari anusku tapi tidak jadi, kemudian dimasukannya lagi lebih dalam, pelan, digenjot cepat,.. den begitu seterusnya. Steve begitu menikmatinya.
"Oh, how I love your ass, baby. It seems gonna to kill me", katanya sambil terus menggenjot.
"Come on Steve, shoot me with your cum", kataku menambah semangatnya.

Steve terus memompa anusku dengan kontolnya. Arghh.. arghh..
"Go on Steve, fuck me.. yeah.. arghh.. fuck me.. arghh"
"O yes baby.. yes baby,.. I'm fucking you.. yes.. arghh"
"Arghh.. arghh.. I'm cum in.. arghh", katanya lagi.

Dan dengan cepat Steve mencabut kontolnya dari anusku, dicopotnya kondom itu, dan dia mulai mengocok dan menggenjot mulutku. Dan..
"Arghh.. arghh.. arghh.. oh Doni", Steve mengeluarkan seluruh pejunya ke dalam mulutku.
Crott.. crott.. crott.., tembakannya begitu kencang sampai langsung masuk kedalam kerongkonganku. Sisa-sisa pejunya kujilati sampai habis, bahkan yang ada di lubang kencingnya pun tak luput kujilati bak bayi minum susu. Sisa di sekitar kulit kulupnya pun kuhirup dan kusedot lubang kencingnya, kuharap disana masih ada sisa-sisa terakhir.

Steve langsung terkulai lemah disampingku. Dipejamkannya matanya dan dirangkulnya pinggangku. Wajahnya begitu tenang dan syahdu. Tak berapa lama kemudian, tangannya mulai menggerilya tubuhku. Dirabanya sekujur tubuhku. Dan hal itu membuat kontolku tegang kembali.
Putingku kembali dijilatinya kemudian dia bilang, "Don, kamu mau nggak nembak pantatku?"
Dengan birahi tinggi namun ragu kujawab, "Mmh, mau, tapi aku nggak tahu caranya, aku kan belum pernah"
"Tenang saja, aku akan membimbing kamu. Tapi nggak usah pakai kondom ya, sayang"

Akhirnya dengan posisi doggy style, Steve menunggingkan pantatnya. Kontolku dipegangnya dari bawah selangkangannya dan dibimbingnya kontolku yang sudang ngaceng berat itu untuk memasuki liang anusnya. Ternyata anus Steve tidak sesempit punyaku. Dengan mudah aku dapat memasukan kontolku kedalamnya, bless..

Aku mulai menggenjot pantatku, maju mundur. Kugoyang-goyangkan pinggangku kanan kiri untuk memberikan sensasi yang lebih. Dan ternyata dia menyukainya.
"Come on baby, fuck me.. yeahh.. fuck me", Steve meracau keenakan.
"Ouh yes.. harder please.. yeahh.. arghh.. arghh"
Kubenamkan kontolku yang panjang itu kedalam anusnya. Meskipun kontolku agak gemuk, namun dengan mudah dapat kumasuk keluarkan dari anusnya. Dalam hatiku berpikir, mungkin ini akibat terlalu seringnya Indra mengentot anusnya Steve dan pasti anus Roger dan Jo juga sudah tidak virgin lagi. Mmh,.. aku jadi semakin penasaran dengan Indra, apakah dia masih virgin atau sudah longgar juga?

Kugenjot terus anus Steve, bagaikan mengocok, aku maju mundurkan pantatku memompa pantatnya. Sesekali kupukul pantatnya yang bputih sexy itu. Dan auw.. aku sudah tak kuat lagi menahan gejolak semburan pejuku.
"Oghf Steve,.. I like to cum in", kataku tak kuat lagi menahan peju yang ingin keluar.
"Yeah.. come on.. quickly.. let me taste your juice.. arghh.. arghh"

Dengan cepat kukeluarkan kontolku dari anusnya. Kukocok di atas tubuhnya dan crott.. crott.. crott.. pejuku membanjiri seluruh dada, leher, perutnya bahkan sampai kewajahnya. Saat aku mulai lemas, Steve mengulum kembali kontolku dan dia mulai mengocok sendiri kontolnya. Dan dengan cepat Steve pun mengeluarkan kembali pejunya, crott.. crott.. crott.. ke arah tubuhku. Arghh.. rasanya lemas, capek namun bahagia sekali.

Steve langsung membalikan tubuhku dan kini kami face to face. Sekali lagi dia mendaratkan ciuman mautnya kepadaku. Badan kami yang penuh dengan peju membuat aroma yang berbeda, seolah-olah kami bagaikan mandi peju. Dengan letih dan perasaan yang amat mendalam kami berpelukan.

"Doni, how do you feel?"
"I feel so good, Steve"
"Do you like more..?"
"Oh yes, absolutely"
"So, kamu mau jadi pacarku Don?"
"Yup, siapa takut jatuh cinta he he he!", dengan mantap kujawab dan kutarik selimut menutupi kami.

Malam itu kami tidur dengan berpelukan, rasanya aku tak ingin malam ini berakhir. Seandainya saja tak ada matahari esok yang harus membangunkan kami..

*****

Cerita ini kupersembahkan untuk Michael Teng di Jakarta, Dika di Medan.. semoga sukses selalu yah!

*****

Bagi pembaca yang ingin berkenalan dengan saya, mohon sertakan biodata lengkap dan foto kalian. Dengan senang hati saya akani menjawab semua komentar maupun pertanyaan yang kalian ajukan. Dan kalau ada yang ingin curhat, tukar pikiran atau cerita jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya via email. Dan sekali lagi terima kasih atas tanggapan kalian. Stay in good health.

sumber ; indocerita

Affair dengan Instruktur Fitness

Seperti biasa, setelah selesai fitness aku bersiap-siap untuk mandi. Segera saja kubuka kaos dan celana trainingku. Dengan hanya memakai celana dalam aku mencuci muka terlebih dahulu kemudian minum dari botol Aqua yang kubawa..

Oke, saatnya mandi, pikirku. Kuambil handuk dan perlengkapan shower dari locker. Dan karena sudah sepi aku langsung saja melepas celana dalamku itu, sehingga kini aku benar-benar telanjang bulat. Suasana remang dan agak dingin membuat kontolku agak bangun. Rasanya malam itu aku betul-betul terangsang sejak latihan beban bersama
Chad, instruktut baru di gym ini. Saat dia membantuku mengangkat beban, aku dapat mencium bau aroma keringat tubuhnya yang begitu maskulin. Bulu-bulu keteknya yang lebat tersembul keluar diantara lengan u can see nya.

Wajahnya yang kotak dengan alis mata yang tebal serta hidung yang mancung, sungguh membuatku jadi teringat akan Tom Cruise di film Top Gun. Dengan kaos ketatnya,
Chad tak dapat menyembunyikan betapa besar dan bidang otot dadanya. Bahkan puting susunyapun terjiplak dengan tegas pada kaosnya yang sudah agak basah dengan keringat. Rasanya saat itu aku ingin sekali ngemut puting susunya, ingin sekali bisa kuremas dadanya. Bahkan saat dia membantuku mengangkat barbel, aku bisa melihat tonjolan burung jantan dibalik celana tipisnya. Seandainya saja..

Aku berusaha keras melupakan semua itu. Namun semakin keras usahaku, semakin ngaceng pula kontolku. Seperti tak mau berkompromi, kontolku seakan menagih untuk dikocok. Kepala burungku yang besar langsung saja menyembul dari balik kulup tipis yang menutupinya. Hal ini membuatku semakin terangsang. Segera saja burungku langsung tegang sekali, begitu tegak menghadap keatas. Dengan panjang batang sekitar 17,5 cm dan urat-urat yang begitu menonjol, membuatku sulit untuk menutupi keterangsangan diriku. Aku takut dan malu kalau nanti tiba-tiba ada orang yang masuk dan ingin mandi juga. Maklum saja, ruangan shower itu dipakai secara bersama-sama dan tanpa penyekat sama sekali.

Dengan semburan air hangat dan bermodalkan sabun cair aku mulai menggosok tubuhku dan berusaha membuat tubuhku serileks mungkin. Dalam hatiku berharap, semoga saja burungku dapat segera jinak sebelum ada yang masuk. Namun kenyataannya justru sebaliknya, tanpa sadar aku sudah mulai mengelus-elus kepala kontolku. Begitu ngaceng sekali dan akhirnya dengan gerakan naik turun, aku mulai ngocok dan berfantasi. Aghh.. rasanya sudah lama aku tidak pernah merasakan gejolak yang begitu menggebu seperti malam ini. Aku semakin meremas kepala kontolku, sampai benar-benar ngaceng luar biasa. Begitu panjang, besar dan keras sekali. Dibawah keremangan cahaya lampu tempat shower, aku bisa melihat kepala kontolku berkilauan akibat gel shower yang kupakai.
Sedang asyik-asyiknya aku berfantasi dan ngocok, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara yang ada dibelakangku.
"Wow, that must be nice body..".
Aku menengok dengan kaget dan sambil menutupi burungku aku menjawab sekenanya saja.
"Oh kamu,
Chad".
"Baru mau mandi juga" tanyaku sambil menutupi kontolku yang lagi ngaceng berat.
"Iya, kamu sendiri?" dengan sorotan mata yang tajam dia bertanya dan sambil mencuri lihat kearah kontol yang kututupi dengan tangan dan busa sabun sekenanya.

Kuperhatikan secara sembunyi-sembunyi,
Chad mulai melepaskan lilitan handuk putih dari pinggangnya. Bodynya sangat bagus. Kulitnya putih kecoklatan dengan lekuk tubuh yang sempurna. Otot-otonya kekar, dada bidang, bahu besar, biseps dan triseps yang sudah terbentuk, dan yang membuatnya semakin sexy adalah otot perutnya yang kekar dengan lekuk pantat yang mmh.. sangat menggoda. Aku tak berani melihat lebih jauh lagi, tepatnya aku tak berani melihat benda berbulu diantara selangkangannya. Pikirku, bagaimana kalau sampai dia tahu, aku melihat dirinya telanjang bulat dan kontolku ngaceng. Wah, pasti dia akan berpikir yang tidak-tidak, bisa-bisa dia nggak mau lagi berteman denganku.

Sedang susah payahnya aku berkonsentrasi membuang semua fantasi dari dalam kepalaku, tiba-tiba
Chad bicara, "Kontol kamu lumayan juga".
Sambil tersenyum dan mengambil posisi shower disebelahku, kukatakan, "Ah, bisa aja kamu Chad."
"Eh, bener loh. Apa gue yang salah lihat, abis remang-remang dan kamu tutupin pake tangan sih..", ledeknya.
Aku hanya nyengir dan berharap malam ini bisa menjadi the best night that I ever had.
"O ya? Kontol kamu juga panjang", kataku sambil melirik kearah selangkangannya.
"Mmh.., kamu suka?"

Aku nyengir lagi sambil manggut-manggut kecil. Dari balik bulu-bulu lebat disekitar selangkangannya, aku dapat melihat dengan jelas bahwa Chadpun sedang ngaceng berat. Kepala kontolnya besar seperti topi baja, ujungnya agak bulat dan garisan sunat dileher kepalanya begitu tegas. Kuperkirakan panjangnya sama denganku, mungkin sekitar 17 sampai 19 cm. Batangnya yang agak gemuk dengan urat-urat yang besar membuat kontolnya semakin terlihat panjang dan besar. Entah bagaimana, tiba-tiba aku merasakan tangan
Chad mulai meraba kedua pantatku.
Aku begitu menikmatinya, sampai kemudian dia berkata "Come on, get down on your knees and show me how much you like it.., suck it please!"
Kutatap matanya sebentar untuk memastikan perkataan yang baru saja kudengar. Kemudian
Chad meletakan tangannya dipundakku dan menekanku, sehingga membuatku untuk segera berlutut menghadap kearah selangkangannya.
"Ayo dong Ric.., masak sih cuma dilihatin aja. Kamu mau
kan isep punya gue, please..", katanya sambil menyodorkan kontolnya kearah mulutku.

Tanpa berpikir panjang aku mulai memasukan kontolnya yang begitu panjang dan besar kedalam mulutku. Kurasakan
Chad mulai memompa kontolnya, dengan menggerakan pantatnya maju mundur didepan mulutku. Tangannya yang begitu kekar memegang tengkuk kepalaku dan ia berusaha memasukan seluruh batangnya kedalam mulutku. Kepalanya yang besar membuat mulutku menjadi sesak, ditambah batangnya yang panjang dimasukannya sampai ke kerongkonganku. Hidungku sampai bersentuhan dengan bulu-bulu disekitar selngkangannya, begitu lebat dan kasar. Bulu-bulu disekitar biji dan pangkal batang kontolnya menggelitik hidungku, sehingga dapat kucium bau aroma maskulinnya.
"Come on Rico, take it all.. yeah.. argh.. argh..".

Kepala kontolnya aku jilati dengan gerakan lidah memutar dan terkadang aku gesekan gigiku dikepalanya. Lubang kencingnya, aku mainkan dengan ujung lidahku. Dan semakin lama aku rasakan
Chad semakin menggelora, kontolnya semakin ngaceng dan urat-urat disekitar kontolnya semakin mengembang dan membuatnya terlihat semakin besar.
"Oke Rico, sekarang giliran gue. Gue mau isep kontol lu!", katanya sambil mengangkat pinggangku.
Langsung saja kontolku dipegangnya dan kepala kontolku langsung diemutnya. Bibirnya menjepit batangku dengan begitu kuat. Lidahnya memain-mainkan kepala kontolku. Bahkan sedotannyapun begitu kuat. Kakiku sampai lemas dan rasanya aku benar-benar tidak kuat untuk berdiri lebih lama. Sambil memegang kedua pahaku, Chad bergerilya dengan kontolku didalam mulutnya. Mulutnya digerakan maju mundur dengan hisapannya yang kuat, seolah dia mengocok burungku dengan gerakan mulutnya. Lidahnya begitu terlatih saat kurasakan dia menjilati seluruh bagian kepala dan leher kepala kontolku. Namun tidak cukup disitu saja, Chad tiba-tiba meraba dengan kuat selangkanganku. Dipegangnya bijiku kemudian dijilatinya dan disedotnya. Awalnya aku merasakan sakit, namun setelah itu aku merasakan nikmat.

Setelah dia mengetahui bahwa aku tengah menikmati permainannya, Chadpun menyelipkan jari-jarinya diantara pantatku. Selangkanganku menjadi begitu licin saat
Chad mulai melumuri tangannya dengan sabun. Digosok-gosokannya mendekati lubang pantatku. Sampai akhirnya aku merasakan jari-jarinya berusaha merangsang sekitar anusku.
"You like it?", tanyanya sambil berusaha memasukan jarinya ke dalam anusku yang sempit itu.
"Mmh.. yea.. argh..", jawabku.

Kurasakan satu diantara jarinya telah memasuki anusku. Ditekannya begitu rupa dengan gerakan agak memutar untuk melebarkan lubang anusku. Dikeluarkannya jari yang sudah masuk, kemudian dimasukannya kembali, ditekan, masuk keluar dan direnggangkannya. Sepertinya aku telah salah menilai
Chad. Kalau selama ini aku hanya berfantasi, ternyata Chad sudah jauh berpengalaman dengan jam terbang yang sudah tak diragukan lagi

"Oke Rico, gue rasa sudah waktunya buat elu..".
Dengan was was kubertanya "Maksud lu..?"
"Gue mau rasain asshole elu yang kecil itu.., gue mau ngefuck lu!"
"Tapi.., gue belum pernah, dan..
Chad, punya lu kan gede.."
"Rilex aja.., ke bangku yang disana yuk!",
Chad mengarahkan mataku ke bangku panjang yang ada didekat ruang ganti.
Disuruhnya aku berbaring, dan diangkatnya kedua kakiku. Sambil berlutut, dia menjilati anusku. Lidahnya dimain-mainkan diatas lubang pantatku. Tiba-tiba dia berdiri dan ngangkang membelakangiku.
"Gue paling suka posisi 69 kayak gini, soalnya gue bisa bebas ngisep dan diisep. Enak
kan Ric..,?'

Baru mau kujawab, tapi kontolnya sudah disiapkannya untuk memasuki mulutku. Jadilah posisiku kini ditindih oleh badannya yang gagah itu. Pahaku diganjalnya dibelakang sikunya yang kekar, sehingga ia dengan leluasa menhisap kontolku dan juga memainkan jari-jarinya dilubang anusku. Sesekali dilepaskannya kontolku dari mulutnya dan dia langsung menjilati anusku. Makin lama
Chad makin berkonsentrasi di daerah lubang pantatku itu. Secara bergiliran, Chad memasukan jarinya dan menjilati anusku. Kurasakan kembali jari-jarinya memasuki anusku dan dengan kedua tangannya, dimasukannya jarinya. Jari telunjuk kanan kirinya dimasukan ke anusku dan ditariknya kearah yang berlawanan untuk melonggarkan anusku yang sempit itu, sambil meludahi anusku dimasukannya lidahnya kedalam rongga pantatku. Lidahnya diputar-putar menggelitik anusku dan kurasakan ada beberapa jari lain ikut masuk juga, masuk keluar, masuk keluar dengan dijilati, begitu terus.

"Kamu bener-bener masih virgin yah.., oke sekarang saatnya gue akan memberi elu latihan yang lain, mau
kan?", Chad langsung berdiri dan mengambil posisi berdiri menghadapi bokongku.
Kontolnya begitu tegang, panjang dengan kepala kontol yang begitu besar.
"Tapi
Chad, gue belum pernah.."
"Tenang aja Ric, aku pelan-pelan kok. Kamu tarik nafas panjang dan rasain nikmatnya.. oke.", katanya menenangkan diriku.

Sambil ngocok sendiri,
Chad mulai mengeraskan batangnya yang memang sudah tegang itu. Ditekannya kontolnya keanusku, sesekali digesek-gesekannya. Dan, bless.. Dia memasukan kepalanya yang begitu besar dan batang yang ngaceng banget ke dalam anusku. Anusku langsung meregang, dan kontolku pun ikut menegang.
"Rilex Rico, fill it. Tarik nafas dan rasain kontol yang ada di anus lu."
"Arghh.. rasanya.. panass.. Chad, arghh..", kataku sambil tersengal-sengal.
"Sebentar lagi, pasti kamu akan merasakan kenikmatannya.."

Chad memaju mundurkan kontolnya, dengan gerakan memompa dia mulai ngefuck anusku. Dalam beberapa gerakan maju mundur, aku berusaha rilex dan menikmatinya. Ternyata benar, rasanya begitu menakjubkan. Aku benar-benar menikmatinya. Sambil memegang pergelangan kakiku, Chad mengangkat kakiku lurus keatas, dirapatkannya kedua kakiku.

"Mmrghh.. your ass.. really tight, sempurna sekali.. arghh.. arghh.."
"Arghh.., terus
Chad, masukin yang dalam..", pintaku.
"I will honey.. arghh.. arghh. I'm fucking your beautiful ass.."
"Aghh.. aghh.." nafasku tersengal sengal tatkala batang nya bergerak keluar masuk memompa anusku.
"Mmhh yes.. You have a real virgin tight ass.. mmh.. yeahh..", sambil ngefuck dia terus bergumam memuji bokongku yang sexi dan anusku yang begitu kecil menjepit kontolnya.
"Fuck it hard.. aghh.. come on.. give me more.. aghh..", kataku.

Tanganku memgang erat pinggiran bench tempatku berbaring. Dan sambil memegang pahaku
Chad memompa anusku dengan begitu bersemangat, sesekali dia memukul pantatku.
"Relax.. fill it..", katanya.

Aku sangat menikmati saat-saat kontolnya digenjot keluar masuk ke dalam anusku. Batangnya yang panjang membuatnya leluasa memainkan ritme keluar masuk kedalam anusku. Sesekali dia sengaja megeluarkan kepala kontolnya kemudian memasukannya kembali, solah-olah memulai kembali dari awal. Hal ini membuatku semakin ngaceng dan benar-benar horny banget. Saat kepalanya yang besar itu dimasukan berulang-ulang aku mulai merasakan lubang anusku mulai memanas dan itu membuatku bertambah horny lagi.

"Aghh.. gue mau keluar", kataku sambil ngocok kontolku.
"Yeah..?"
"Fuck it, please.. harder.. harder..", pintaku.
Chad semakin menambah kecepatannya, kontolnya yang panjang semakin dipercepat keluar masuk ke anusku. Kini pahaku dibiarkannya melayang, dia menunduk dan menghisap puting susuku. Dijilati dan digigitnya. Diciuminya dada serta leherku. Akupun dapat mendengar deru nafas Chad yang semakin memburu.

Dan akhirnya, "Arghh.., I'm cum in.. gue keluar.. arghh..", kataku sambil ngocok dan menyemburkan air mani yang begitu banyak kearah dada
Chad.
Dan tiba-tiba, "Oughh, me either Rico.. agrhh.. AGRHH..!".
Aku merasakan semprotan sperma
Chad yang begitu kuat dan hangat di sekujur tubuhku. Dengan tetesan yang kurasakan mengalir turun dari anusku ke bijiku kemudian ke selangkanganku aku melihat air mani Chad keluar begitu banyaknya. Putih, kental dengan aroma yang begitu masculine.

"Mhh.. Rico, I think your ass gonna kill my glans!", katanya sambil bercanda dan mengerlingkan mata nakal kearahku.
"Well
Chad, malam ini sepertinya gue nggak pengen berakhir.. gue pengen selalu ada didekat lu."
"I'll be yours, Rico", katanya sambil memeluku dan mencium bibirku.
"And I think, I'm in love with you. Lu mau jadi boyfriend gue?", tanyanya.
"Tentu
Chad.., tentu gue mau!", kataku sambil melingkarkan tangan di pinggangnya.
sumber:indocerita

Aku Ketahuan

Entah mengapa aku menjadi gagu saat membuka email. Sejak cerita berjudul DOMPET, banyak teman yang mengirimku email. Aku jadi serba salah saat harus membalas email yang memang beragam inginnya. Ada yang sekedar memberikan komentar, yang mau kenalan, yang minta no HP, ada yang ingin ketemuan, bahkan tidak sedikit yang menanyakan ciri-ciri fisikku, ukuran penisku, gayaku bercinta dengan istriku, dan lain-lain.

Aku mungkin kaget dengan keadaan yang tidak kubayangkan sebelumnya, karena memang alasanku semula mengirim cerita, hanya ingin agar traumaku yang sejak kecil kupendam, bisa sedikit kubagi. Tidak mungkin aku cerita tentang apa yang kualami kepada sembarang orang, bahkan pada sahabat terdekatku sekalipun, karena menurutku, dengan membuka aibku kepada seseorang, berarti aku sudah menggadaikan hidupku padanya, dan aku tidak mau itu. Pikirku, dengan bercerita di dunia maya, maka aku bisa seekspresif mungkin. Aku tidak harus takut akan dihujat, dihina, dicemooh, bahkan dijauhi, karena toh tidak ada yang tahu sedikitpun tentang aku.

Aku bingung saat harus menjawab email yang intinya mengajak ketemuan. Di satu sisi, tidak mau mengecewakan yang telah mencurahkan energinya untuk mengirimku email, tetapi aku belum siap untuk membuka diri. Terlalu banyak yang harus dipertaruhkan jika sampai ada yang tahu. Akhirnya aku hanya bisa sedikit membatasi diri. Namun kejadian selanjutnya sungguh membuatku shock berat dan tidak kubayangkan sebelumnya.

Jika biasanya langsung kuhapus semua file begitu yakin ceritaku terkirim, namun setelah mengirim "Antara Dua Rasa", tidak kuhapus karena akan kukirim ke teman-teman yang tidak sedikit minta kiriman ceritaku. Namun ternyata aku masih manusia, yang jauh dari alpa.

*****

Setelah dari warnet, hari itu aku ke kampus. Kuliah ekstensi-Filsafat, yang dulu menjadi pilihan keduaku ketika lulus SMA, setelah Teknik Sipil, akhirnya bisa kuambil.

"Hafidz..! Naah, kebetulan ketemu. Tinggal kamu yang belum mengumpulkan tugas syarat ujian. Tak tunggu sampai sore ini yaa!"

Tepukan di bahuku mengejutkanku di tengah sibuknya aku mengisi segala persyaratan ujian. Aahh, aab Saddam (begitu biasa saya menyebutnya karena selain asalnya dari Irak, kumisnya yang melintang menambah tepat julukan itu).

"Iyaa.. Pak, maaf. Banyak kerjaan. Nanti kukirim tugasnya!"

Aku gugup, merasa bersalah, kenapa tidak sekalian ketika di warnet tadi. Namun sebelum beliau menjauh, aku baru ingat bahwa aku telah menyimpan tugas itu di disket, dan aku ingat betul tadi kumasukkan dalam tasku. Bergegas kuambil disket dan mengejarnya. Sambil berbasa-basi aku menyerahkannya.

Dua hari aku disibukkan dengan proyek kantor, sampai saat menjelang malam saat tiba di rumah, istriku memberikan pesan dari aab Saddam yang katanya siangnya ke rumah. Aku berpikir keras, ada apa? Kubaca pesannya sekali lagi. Yaah.. Hanya sebuah alamat dan sepenggal tulisan, "Harap datang!".

Aku masih belum bisa menebak apa gerangan, bahkan sampai ketika kupencet bel kontrakan bercat krem, sebagaimana alamat tertera. Dengan senyum mengembang, aab Saddam mempersilakanku masuk. Aku masih bingung.

"Aahh, ceritamu bagus, Dj-Paijo!"

Plaak. Seolah tamparan keras telah mengahantamku. Spontan aku gemetaran saat nama samaranku disebut. Wuiihh, disket itu. Aku baru sadar bahwa aku telah salah menyerahkan disket. Aku bengong. Keringat dingin mulai mengucur.

"Maaf, jika membuatmu salah tingkah. Buatku bukan apa-apa, dan aku tahu perasaanmu!"

Sentuhan aab Saddam mengejutkan keterpakuanku. Aku mencoba menepisnya, namun aku benar-benar di batas kebimbangan..

"Perlu kau ketahui, aku mengikuti setiap ceritamu, Dj. Bayangkan, dari bulan April, aku begitu terobsesi dengan sosok yang ternyata adalah salah satu mahasiswaku, ha-ha-ha"

Aku menyengir mencoba mengimbangi tawanya. Entah mengapa aku mulai sedikit lega setelah mendengar pengakuannya.

"Kau pasti tahu Mr.DOT, kan?".

Aahh, iyaa. Sosok itulah yang paling sering mengirimku email yang isinya berbau cabul. Diakah?

"Tanpa kejadian inipun aku sudah sangat terobsesi denganmu, Dj. Setiap kau tidak masuk kelasku, kuliahku jadi hambar. Tapi kini, kuharap kau ngerti dan sedikit mau berbagi!"

Aab Saddam semakin berani merajuk. Aku menggeleng, mencoba meminta pengertiannya. Tapi justru dia semakin penasaran.

"Bukan tipeku pemaksa, Dj, tapi aku ingin kau ngerti, please! Aku benar-benar ingin lebih darimu"

Aku semakin serba salah. Aab Saddam yang semula begitu kuhormati, kini seolah monster yang siap melahapku. Rasa tidak enakku sudah terkalahkan dengan ketidakberdayaanku. Aku hanya terdiam, pasrah.

"Istrimu, keluargamu, dan yang mengenalmu tentu belum tahu sebenarnya, kan? Dan aku juga yakin kau belum siap untuk diketahui. So.. Gimana?"

Nada yang begitu sopan dan lirih, justru telah mengulitiku habis. Sangat berkesan memaksa. Aku semakin membisu, ketika tangannya menyentuh wajahku. Ketidaksiapanku akan terbongkarnya rahasiaku, membuat semakin leluasa tangannya meraih apapun yang ingin disentuhnya di diriku. Aku berpikir keras dan tidak mau kalah sebelum perang. Akal sehatku berputar, mencoba menemukan apa yang bisa kuperbuat. Ahaa.. Akhirnya aku mendapatkan ide cemerlang.

Lumatan bibirnya yang semula kurasakan hambar, kubalas jauh lebih ganas. Aku harus benar-benar berakting. Kugigit bibirnya, dia mengaduh, namun aku tetap mengganas. Meski terganggu dengan kumisnya yang melintang tebal, namun aku harus. Bahkan kini aku yang mengambil inisiatif, harus membuatnya terlena. Kutarik paksa kaosnya, nyaris robek. Meski sudah menduga sebelumnya namun aku sempat terkejut juga dengan apa yang di depanku. Darah Iraknya membuat hampir semua badannya di tumbuhi rambut. Sangat lebat. Aku tak peduli. Kupagut semua yang menempel di dadanya. Dua putingnya kulumat dan kugigit.

Dia meraung, mendekapku erat. Tangannya ganas mencopot bajuku, sehingga tak seberapa lama, semua yang kupakai sudah direnggutnya. Aku pun berbuat yang sama. Kutarik paksa celana dalamnya yang masih tersisa, dan aah... aku sempat ngeri melihat betapa panjang dan besar penisnya. Bayangan betapa wibawanya dia ketika sedang di kelas yang begitu rapi, berdasi, sepatu, rambut klimis suara berat, badan kekar hilang sudah. Ahh sudah kepalang.

Dia menindihku, garang. Aku kelabakan menahan nafas saat mulutku dibungkam dengan mulutnya. Belum lagi gairah yang membubung di ubun-ubun seiring dengan permainan tangannya di penisku. Dijilatinya hampir sekujur tubuhku. Bahkan anusku yang aku sendiri jijik membayangkannya, tak luput dari jilatannya. Aku mendesah-desah ketika sensasi luar biasa kurasakan, setiap lidahnya menusuk-nusuk anusku. Aku rancap penisku seiring permainan gilanya. Aku mengerang, bahkan sedikit kudramatisir berharap agar dia semakin memuncak, bernafsu dan lupa diri.

Ketika mulutnya menemukan penisku, kuhentikkan aksiku. Kuajukan syarat, agar dia mau ditutup matanya. Benar dugaanku, hasrat membaranya tidak lagi bisa membaca apa mauku. Dengan ganas dilumatnya penisku. Aku semakin mengerang. Aku berdiri, masih dengan mendesah kumaju-mundurkan pantatku. Semakin ganas melumatku. Rasa nikmat yang ditawarkan masih menyadarkanku untuk mengambil ponsel kameraku. Kubidik dengan pas setiap aksinya melumat penisku. Kujambak rambutnya dan kutengadahkan wajahnya agar aku bisa membidik tepat wajahnya. Kuambil pose terbagus saat dia menjilati penisku. Aku mendesah penuh kemenangan. Kukembalikan ponselku, dan kunikmati permainan.

Kubuka tutup matanya. Kuraih penisnya yang sudah sangat tegang. Rasa mual yang pernah hadir ketika harus mengulum penis, kulupakan, demi hebatnya aktingku. Dia mulai meraung, ketika semakin kupercepat mulutku. Tadinya aku hendak menyerahkan anusku yang memang sampai sekarang belum pernah termasuki penis. Namun untungnya dia sudah tidak tahan. Dia meraung semakin keras. Aku yakin geloranya sudah memuncak. Dipegangya kepalaku dengan kuat. Tapi aku tidak mau spermanya muncrat di mulut. Dengan cepat pula kucabut mulutku, dan kuraih penisnya. Kubanting dia, dan mulai kubisikkan berbagai kata di kupingnya yang bisa memacu laju spermanya. Sambil kurancap, kugigit berkali-kali kupingnya, dan akhirnya dia meraung panjang, ketika kurasakan spermanya muncrat membasahi perutku. Didekapnya tubuhku erat, seolah tidak hendak dilepasnya. Aku tersenyum. Ah, satu-satu.

Aku sudah hendak beranjak, saat dia terbaring lemas. Namun ternyata dia menuntut agar bisa melihat bagaimana wajahku ketika spermaku muntah. Tanpa pikir panjang, aku berdiri. Kusodorkan penisku ke mulutnya. Sambil berjongkok, dia terus menatap wajahku. Aku meringis, merem melek, menelan ludah, mendesah dan banyak lagi aksi wajahku yang menggambarkan saat hasratku menegang. Dia semakin mempercepat aksinya. Aku mulai mengejang. Kurasakan spermaku sudah di ujung tanduk untuk dimuncratkan. Kucabut penisku dari mulutnya. Kurancap kencang di depan wajahnya, sambil mendesah keras kumuncratkan spermaku ke wajahnya. Belum habis spermaku muncrat, dia kulum penisku. Kusodokkan muncratan terakhir spermaku ke mulutnya, penuh dengan bahagia. Aku tak peduli ketika dia telan spermaku.

Lebih dua jam kami habiskan berdua, dan banyak hal yang dimauninya. Aku tahu banyak darinya bahwa di negaranya, dia tidak pernah mendapatkan kenikmatan yang diingininya. Dia hanya bisa merancap diri sambil membayangkan lelaki pujaannya, tidak lebih dari itu. Namun, setelah 2 tahun di Jogja, dia mula menemukan keasyikkan baru yang semula hanya sebuah angan, dan aku bisa membayangkan bagamana bergairahnya dia setiap melampiaskan hasrat terpendamnya.

Belum hilang rasa capekku, dia kembali mencoba menaikkan gairahku lagi. Sebenarnya aku tidak mau lagi, karena malamnya aku harus melayani istriku yang sudah 4 hari tidak kukabulkan hasratnya. Namun karena aku belum yakin akan keberhasilan jepretanku, maka aku hanya mengangguk dan mengangguk, karena memang aku belum tahu hasil jepretanku sebagai senjata tandingannya.

Kami kembali bergumul, untuk kesekian kalinya, dan aku tidak tahu entah berapa kali aku harus bisa berbaik-baik dengannya, dan entah untuk berapa lama. Namun aku berharap semoga hasil jepretanku akan baik, dan bisa dijadikan senjata tandingan.

Sumber : indocerita

Rumor percaya atau tidak

Berikut adalah rumor/gosip.... silahkan percaya atau tidak.

berikut dafar list pasangan gay/lesbi indonesia...
1. yana julio-hedy yunus
2. very AFI - Guruh soekarno (sampe skrg tiap week edn ngendon di rumah guruh).
3. ully artha- anabell (model, gak terlalu terkenal)
4. suami ulfa - suami misye arsita (semua juga pada tau).
5. inggrid w - naomi J (juranlis, gak terkenal).
6. henidar amroe-patricia (mantan model)
7.didi riyadi - devan (model)
8. thomas jorgi - bule (gak tau namanya)
9. ferry salim (bisex)
10. jeremy thomas (bisex)
11.karina suwandi - model (gak tau namanya).
12. krisna mukti - jose (eskmud cakep)
13. syaiful jamil - anak
kota malang.
14. indra bruggman (gonta ganti), mantannya : ijonk, michael, ferry,
15. adam (penyiar tvri)- ruslan (security)
16. kaharuddin syah- abg (gak tau namanya)
17. eddy siltitonga- abg (gak tau namanya)
18. micky AFI- adi Nugreoho (host AFI)
19. dicky AFI - designer
bandung (gak tau namanya)
20. Haikal AFI - model jkt
21. Romi AFI - finalis abang
jakarta 2002 ( lupa namanya)
22. tommy tjokro - anandareza (pengusaha cafe)
23. yudha yudhawan (anchor tran tv)- model
24. agus wisman-abg
25. adi bing slamet - francher (model ausie)
26.indra bekti-mantan model aneka yess 2000
27. ully herdinansyah-anto(kalau gak salah, eksmud jkt)
28. surya saputra-eksmud jkt
29. adiknya moenica oemardi (lupa namanya) - model/peragawan jkt.
30 alde baran - jimmy (model juga).....

31. Geovanni (mantan artis cilik) - Felix (model)
32. Conny constantia - Zaenab (gak terkenal, tapi suka nongkrng di
zanzibar).
33. Dimas Beck - Rafii ahmad.
34. andika- model (namanya lupa)
35. M.Ali (Coboys temannya gilbert) - Oemar (Atlit taekwondo).
36. Suti Karno - Ginah (panggilannya sih seperti itu).
37. Rano Karno (biseks)
38. Anjasmara (biseks)
39. Alvin Adams (presenter metro) - Dave (bukan dave hendrik)
40. Andrei aksana (writer) - Rafky (eksmud)...

41. tites sapoetra (bisex) - jhonny (model)
42. paundra - kemal (pramugara)
43. adji notonegoro - ervin apa erwin lupa
44. oscar lawalata - menggilir semua peragwannya (GOSiPNYA KALAU gak mau tidur ma oscar ga bakal di pake di catWALK0.
45. gUSNAldi, meski udah pernah meried dan cerai dan punya satu anak tetep aja suka jalan sama cowok2,gak tau nama pacar cowoknya tapi tau mukanya gw.
46. nazzar kdi - sama gw juga tau cowoknya tap[i gak tau namanya.salah2 ntar fitnah lagi.
47. adi kdi - saffar kdi.
48. bona idol - robert (anak psikologi).
49. irgie ahmad fahrezi (bisex)
50. Judika idol - cowoknya panggilannya damar.

51. vicky burki (lesbi)
52. andy rianto
53. andika idol I
54. deny wiriawan (designer)
55. gading marten
56. ramli (designer)
57. edmund daniel - bule ( ngakunya dari aussie).
58. najib ali (host
asia bagus) - model singapore
59. bertrand - indra l brugman
60. baim (EKS ada band) bisex
61. donny sibarani (vocl. ada band) - bisex
62. affandi (EKStrio kwek kwek).

63. ari tulang - cowoknya cakep nih...chinese2 manado gitu.
64. tyo nugros (bisex)
65. ferry ardiansyah (bisex) - manager gramedia
66. eggy john fooriesthye ( gay)
67.serryoza reza (bisex) - model
68. vicky nitin egoro (bisex)
69. rico karindra , secara udah beristri dan punya anak 1 tapi masih demen sama cowok.
70. gunawan (BISEX)

71. rika roeslan - vera (gak jelas profesinya apa)
72. sally marcelina - bisex
73. malvyn shayna - bisex
74. edmund daniel - katanya sih skrg jomblo tapi dia gay.
75. rudy soejarwo - bisex (kabarnya kalau ada pendatang baru co yang keren diajak tidur sama dia).
76. kiki fatmala - bisex ( gosipnya sering 3 some sama suaminya).
77. olga (bukan olga lydia) dia cowok tapi minta ditahbiskan dengan nama olga, tadi malam ada di indosat super show sama omas cowoknya namanya daniel (Matre nya minta ampun, mau aja abis olga tajir).
78. jeremy tetty (gay)
79. todung mulya lubis - tau muka cowoknya gw cuman gak tau namanya.
80. ira koesno - maya (kalau gak salah namanya maya).

Sumber: JP -kafegaul